DV RUN 2016!!

TFI

Kevin Setiadi Gunawan

2001551712

Teknik Informatika

Pada tahun ini komunitas Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana (KMBD) Binus University mengadakan acara lari bernama DV Run 2016. Acara ini berlangsung tanggal 4 desember 2016 bertempat di pasar seni ancol.

DV Run ini bertujuan:

  1. Merayakan Hari Pahlawan Nasional dan Hari Anak Internasional dengan mengadakan event 5K Charity Run
  2. Mengadakan 5K Charity Run yang dapat menginspirasi para pelari dan memberikan mereka semangat kehidupan yang lebih baik
  3. Memperjuangkan hak-hak dasar anak-anak yang ada di Indonesia untuk kehidupan yang lebih baik lagi
  4. Mendonasikan keuntungan dari hasil event DV RUN 2016 kepada Yayasan atau Rumah Singgah yang memperjuangkan dan membina anak jalanan

Saya mengikuti acara DV Run ini untuk membuat tubuh sehat dengan jalan/lari sepanjang 5K ini. Saya juga ingin berpartisipasi dalam membantu anak-anak jalanan untuk mendapat hidup yang lebih baik. Dengan mengikuti acara lari ini, kita sudah beramal untuk anak-anak jalanan. Nantinya duit ini dapat digunakan agar mereka dapat melanjutkan sekolah mereka sehingga dapat menjadi anak Indonesia yang baik.

Dalam kegiatan ini juga saya mendapat pelajaran bahwa masih banyak anak-anak yang terlantar dan semangat untuk sekolah. banyak juga dari kita yang masih mempedulikan kesehatan dengan antusias nya mereka dalam mengikuti acarai DV Run ini.

Motivasi kepada teman teman jalanan adalahtetap berusaha dalam segala hal. Jangan patah semangat, karena kehidupan selalu berputar, pasti ada saatnya dimana kehidupan mereka menjadi lebih baik. Kepada teman teman aktivis sosial jangan pernah lelah untuk membantu mereka teman teman kita yang kurang mampu. Bantuan kita dalam bentuk apapun itu dapat membantu mereka.

Berikut foto foto saya saat mengikuti DV Run:

20161204_071130

aaa

aa

Informasi mengenai anak jalanan di Indonesia:

Informasi yang membuat kita prihatin, diungkapkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menurut Mensos, setidaknya ada 4,1 juta anak jalanan di Indonesia. Sementara, anak yang dieksploitasi mencapai 35 ribu jiwa. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis ada 18 ribu anak korban eksploitasi

Untuk itu, Khofifah meminta perhatian serius terhadap nasib dan masa depan anak-anak Indonesia, termasuk bagi anak jalanan (anjal).”Pemerintah memberikan perlindungan terhadap nasib dan masa depan anak Indonesia,” ujar Mensos saat meninjau Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Senin (28/3).

Pada 2015, Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan pelayanaan terhadap 2 ribu anjal di 6 RPSA di seluruh Indonesia. Ada beberapa daerah yang sudah memberikan layanan dan perlindungan terhadap anak melalui RPSA, misalnya di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, serta DI Yogyakarta.

“Amanat UU No 23 Tahun 2014, bahwa tugas Pemerintah Daerah (Pemda) yang memiliki potensi anjal cukup signifikan, termasuk di kota-kota besar didorong agar RPSA lebih mandiri dan memberikan pelayanan,” kata dia.

Pelayanan dan perlindungan terhadap anak melalui RPSA. Paa prinsipnya, tidak sekadar bangunan fisik dilengkapi ruangan yang berbentuk shelter atau save house, melainkan harus dilengkapi fasilitas penunjang.

“Di antara fasilitas tersebut, yaitu ada kanselor trauma healing dan konseling, termasuk bagi bayi dan balita yang telah diberi obat-obat penenang tertentu, maka wajib diasuh sama petugas khusus,” ujarnya.

Kemensos memberikan apreasiasi terhadap kerja Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) yang telah turut aktif membantu proses perlindungan terhadap anak dan mendukung Desember 2017 bebas anjal.

Kemensos pun mengapresiasi langkah Polres Metro Jaksel dan bisa menjadi contoh bagi Polres di seluruh Indonesia dalam membantu proses perlindungan anak. Sekaligus mendukung Desember 2017 Indonesia bebas anjal.

Sarana bantuan yang dapat diberikan kepada anak jalanan:

Rumah Pertemuan Jadi Pusat Kegiatan

Rumah pertemuan ISCO bertingkat dua dan tidak terlalu bagus. Tapi menurut Ledi, bagi anak-anak miskin, perlengkapan di sini sudah termasuk mewah. ”Rumah mereka biasanya hanya terdiri dari satu ruangan, yang dihuni lima sampai tujuh orang, dan kondisi rumahnya buruk sekali”, kata dia. Di Manggarai, masyarakatnya miskin. Kebanyakan penduduk kawasan kumuh bekerja sebagai pemulung sampah dan bertahan hidup dengan kegiatan itu. ”Anak-anak seringkali sejak kecil sudah harus membantu”, tutur Ledi.

Nasib anak-anak jalanan menjadi perhatian Josef Fuchs, seorang pengusaha Austria yang lebih dari 30 tahun tinggal di Indonesia. Bersama dengan mitra dari Perancis, ia mendirikan ISCO 13 tahun lalu, untuk membantu anak-anak miskin di kawasan kumuh dan memberi mereka peluang membangun masa depan yang lebih baik. Sampai saat ini, ISCO sudah mengirim 2500 anak-anak masuk sekolah, cerita Fuchs dengan bangga. Organisasinya sekarang aktif di 29 kawasan kumuh, tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di kota besar Surabaya dan Medan.

Pusat kegiatan ISCO adalah membuat rumah pertemuan yang dijadikan tempat pertemuan anak-anak miskin kota. Rumah pertemuan ini mirip sarana pendidikan pra sekolah, kata Fuchs. Pagi-pagi ada sarana taman kanak-kanak untuk anak kecil, lalu sore-sore ada bimbingan pekerjaan rumah untuk anak-anak yang lebih besar. Selain itu, di rumah pertemuan anak-anak ini mendapat makan. ”Hanya satu minggu sekali mereka harus bawa makanan dari rumah”, kata Fuchs, ”jadi kami juga bisa melihat, apa orang tua mereka tetap memasak di rumah dan tidak hanya tergantung pada kami.”

Demikian dari blog saya. terima kasih (:

😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *